Clurit dan Carok Suku Madura


            Madura adalah pulau penghasil garam yang berada di sebelah timur pulau jawa. Suku yang menempatinya disebut suku madura. Bagi orang awam, suku madura kerap disandingkan dengan kata “ kasar “ . sungguh naif hal demikian, orang yang belum tahu apa-apa tentang madura langsung mengecap rakyatnya dengan julukan yang tidak mengenakkan. Yang mereka tahu adalah orang madura hanyalah suku yang menyelesaikan masalah dengan pertumpahan darah atau yang lebih lazim dekiatakan carok. Tapi, mereka tidak tahu mengapa suku madura mempunyai tradisi carok. Mereka juga sering mengatakan bahwa suku madura itu kasar, bengis, tidak berperikemanusiaan dan seorang pembunuh kejam bersenjatakan celurit. Carok sendiri mempunyai arti penting bagi orang madura, begitu juga pada celurit. Pada zaman dahulu, carok hanyalah suatu pembukian ekstensi seorang madura yang mempunyai harga diri setinggi gunung. Pada zaman kolonial, orang madura menyerang para kolonialis dengan mengadakan carok. Mereka juga mengadakan carok disaat harga diri mereka diinjak-injak oleh orang lain. Tidak sampai itu saja, orang madura khususnya sumenep mempunyai motto abantal omba’ ban asapo’ angin yang berarti berbantal ombak dan berselimut angin. Kata-kata ini mempinyai arti tentang perjuangan rakyat madura khususnya yang bermata pencaharian sebagai nelayan yang gagah berani dan tidak pantangmenterah demi kelangsungan hidup keluarga tercinta. Celurit, yang hanya kita pandang sebagai senjata sangat berbeda bagi orang madura. Bagi orang madura seperti saya, celurit adalah jati diri orang madura. Bentuk clurit seperti tanda tanya. Hal ini berarti bahwa orang madura itu sangat ingin tahu dan sangat gigih dalam mencapai cita-cita. Orang madura tidak keras dalam konteks yang negatif. Orang madura hanyalah seorang insan yang “ keras “ dalam mencapai jati diri, melindungi harga diri, menggapi cita-cita dan menjaga tanah airnya yang luhur

0 komentar:

Posting Komentar